1. Kondisi aliran air tidak sesuai dengan kalkulasi awal, sehingga akan menyebabkan putaran dari turbin akan terganggu.
2. Perubahan kebijakan pemerintah daerah yang melarang pembentukan atau pelaksanaan proyek PLTA.
3. Komponen utama PLTA yang kurang handal sehingga akan menjadi sulit dioperasikan.
4. Muncul rasa cemburu dari masyarakat yang belum mendapatkan listrik dari PLTA.
5. Perubahan iklim, bencana alam, alih fungsi alur sungai menjadi DAM, atau lainnya.
Oleh karena itu kita sudah sewajarnya memanajemen atau mengantisipasi resiko yang akan terjadi, hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara seperti :
1. Melakukan sosialisasi terlebih dahulu dengan aparat desa maupun penduduk setempat.
2. Melakukan kalkulasi, evakuasi, dan verifikasi yang cermat untuk penempatan PLTA itu sendiri.
3. Melakukan desain pada PLTA dengan handal.
4. Promosi intensif untuk mendapatkan dana bergulir guna pembangunan PLTA.
5. Sosialisasi system kelistrikan pada pemerintah daerah dan masyarakat.
• Tujuan
Tujuan dilakukannya manajemen resiko dalam pembangunan PLTA adalah untuk dapat mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena kalau sampai hal buruk terjadi maka proyek PLTA tidak akan berjalan dengan lancar dan mungkin akan terjadi kegagalan
proyek.
Sumber : http://pub.nextbetter.net/files/ProposalPLTAsDekopinDraft.pdf
http://www.wikipedia.com
Sumber foto : http://thewavemaker.files.wordpress.com/2009/02/saltkraft_tcm4-77961.jpg
Pemerintah bukannya tidak mampu memberikan bantuan aliran listrik ke desa-desa terpencil, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi seperti :
1. Susahnya alat transportasi masuk ke desa yang disebabkan kurang memadainya fasilitas jalan, dan
2. Kurangnya koordinasi aparat desa yang bersangkutan dengan pemerintah
Oleh karena itu diberikanlah solusi untuk memecahkan masalah itu, yakni dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ). Dimana sumber mata air yang ada di desa tersebut dimanfaatkan untuk menghidupkan mesin PLTA tersebut. Alat yang dibutuhkan untuk membangun PLTA ini sangat sederhana seperti turbin air, transmisi mekanik, generator listrik, kabel listrik, panel distribusi, ponton.
• Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA )
Cara kerja dari PLTA ini sangat sederhana yaitu pada bagian turbin air yang berfungsi sebagai penangkap energi kinetik yang bersumber dari aliran air akan mengkonversinya menjadi energi mekanik guna memutar generator listrik, ketika generator listrik berputar maka listrik akan mulai mengalir. Untuk dapat mengalirkan listrik tersebut ke setiap rumah penduduk desa digunakanlah kabel untuk menyalurkannya. Besar kecilnya arus listrik yang dihasilkan dapat berpengaruh dari :
1. Ukuran turbin, artinya ketika turbin air yang digunakan berukuran besar maka energi listrik yang
dihasilkan akan besar pula, sedangkan kalau ukurannya kecil maka arus listrik yang dihasilkan kecil.
2. Ukuran generator, sama seperti turbin ketika ukuran generator kecil maka akan menghasilkan sumber listrik kecil dan begitu sebaliknya.
3. Aliran air, artinya aliran air sangatlah penting dalam hal ini karena jika aliran air tidak ada maka turbin air tidak dapat bergerak sehingga otomatis arus listrik juga tidak dapat dihasilkan.
• Tujuan
Tujuan dari dibangunnya proyek PLTA di daerah pedesaan adalah untuk dapat membantu masyarakat desa dalam hal penerangan serta untuk dapat meringankan penduduk desa setempat agar nantinya bisa melakukan pekerjaannya pada malam hari, seperti anak-anak yang masih sekolah bisa belajar pada malam hari dan sebagainya.
Sumber foto : http://kamase.org/wp-content/uploads/2009/07/microhydro-sederhana.JPG
tugas softskill Manajemen Proyek dan Resiko
By : parwadinawan
Manajemen Proyek
Sebelum membicarakan mengenai manajemen proyek, terlebih dahulu kita bahas apa sebenarnya proyek itu. Proyek adalah suatu pekerjaan besar yang dilaksanakan ataupun dibangun tanpa ada kesalahan sedikitpun. Karena kalau terjadi kesalahan maka akan memerlukan biaya yang cukup mahal untuk memperbaiki kesalahan itu. Agar suatu proyek dapat berjalan tanpa ada kesalahan mesti dilakukan tahap-demi tahap dalam proses pengerjaannya, tahap-tahap yang dimaksudkannya itu seperti proses pengerjaanya, ketelitian, dan keakuratan dalam mengambil suatu keputusan. Jadi manajemen proyek itu merupakan suatu pekerjaan yang besar yang hanya bisa dikerjakan sekali tanpa ada kesalahan.
Contoh manajemen proyek seperti pembuatan stadion sepak bola, pembuatan gedung bertingkat, pembuatan robot dan pembuatan alat-alat elektronik lainnya. Dari masing-masing contoh yang dipaparkan di atas kita dapat melihat bahwa dari proyek itu memerlukan biaya yang cukup mahal, jadi sudah tentu dalam pengerjaannya harus tidak ada kesalahan agar nantinya tidak memakan biaya yang besar. Dari masing-masing proyek di atas juga memiliki beberapa aktivitas yang mirip yaitu terdiri dari banyak tugas atau aktivitas. Proyek haruslah di pikirkan dengan matang proses penyelesainnya sehingga hasil yang didapatkan bisa memuaskan.
Aktivitas-aktivitas di dalam manajemen proyek sangat terjadwal dan terperinci, artinya dalam pengerjaannya harus berurutan dan berhubungan satu dengan yang lainnya. Hal yang paling di perhatikan juga adalah waktu, kadang-kadang ada proyek yang sulit ditaksirkan lama waktunya sehingga akan menyebabkan aktivitas dalam proyek tersendat.
Elemen terpenting yang menunjang suksesnya suatu proyek adalah manusia, karena manusia dapat mengembangkan, mencipta, dan dapat membuat manajemen di dalam suatu proyek berjalan. jadi manusia sangat berperan penting dalam mensukseskan suatu proyek.
Sumber : http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul
Manajemen Resiko
Mendengar kata resiko mungkin kita akan langsung berpikir ke sebuah kejadian yang mungkin terjadi, resiko mungkin saja terjadi dalam suatu proyek apabila proyek tersebut tidak di kerjakan dengan teliti. Resiko dapat memiliki pengertian tersendiri sesuai tempat dan kejadian dimana resiko itu akan muncul. Robert Charette mendefinisikan resiko sebagai kejadian dimasa mendatang yang dapat melibatkan perubahan pikiran, pendapat, aksi maupun tempat serta melibatkan pilahan dan ketidakpastian bahwa hal itu dilakukan.
Ketika kita membangun sebuah proyek hal yang harus kita hindari adalah resiko, karena kalau itu terjadi maka proyek yang kita kerjakan tidak akan berjalan dengan lancar atau bisa dibilang membutuhkan biaya yang cukup besar jika itu terjadi. Mungkin suatu proyek tidak akan lepas dari resiko, jadi sudah semestinya kita memanajemen resiko itu agar nantinya resiko itu tidak menjadi besar atau dengan kata lain kita meminimalisir kemungkinan resiko itu terjadi.
Manajemen resiko sangatlah penting di dalam suatu proyek, karena dengan adanya manajemen resiko semua aktivitas yang ada dalam proyek akan termonitori sehingga kemungkinan resiko terjadi akan sangat kecil.
Menurut Robert Charette resiko di bagi menjadi 3 kategori yaitu
1. Resiko yang telah diketahui
2. Resiko yang dapat diramalkan
3. Resiko yang tidak diharapkan
1. Resiko yang telah diketahui yaitu resiko yang terjadi di dalam suatu proyek setelah dilakukan suatu pengecekan atau evaluasi dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian.
2. Resiko yang dapat diramalkan yaitu resiko yang telah diketahui dengan melihat resiko yang telah muncul sebelumnya.
3. Resiko yang tidak diharapkan yaitu resiko yang benar-benar terjadi dan sangat sulit diidentifikasi sebelumnya.
Sumber : http://www. ega.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7510/RPL_6.pdf (manajemen resiko)